Terkait Proyek Instalasi & Gedung SPAM Cipinang Gading, PT Aquatec Rekatama Konstruksi Minta Wartawan Hubungi ALD

BOGOR – Saat dihubungi pihak staf dari PT.Equatec Rekatama Konstruksi ,inisial M meminta wartawan menghubungi dan bertemu atasanya jika akan meminta informasi soal proyek yang dikerjakanya.
Hingga janji akan meneruskan dan menghubungi kembali awak media jika sudah datang ALD ternyata urung tak sesuai kenyataan bahkan wartawan telah satu bulan keproyek itu.
“Tidak pak kita cuma di bangunan pengolahan airnya aja.
Sudah saya sampaikan ke pak aldo pak. Kmaren juga ada media datang 4 media ke lokasi” tulis M staf PT Pelaksana bangunan pengolaham SPAM Cipinang Gading.
Seperti diketahui adanya informasi hal dugaan penggunaan coran manual dengan molen yang digunakan pada Gedung atau bangunan SPAM Cipinang Gading menuai kritik para aktifis dan pengiat anti Korupsi .
Bahkan Badan Advokasi Indônèsia ( BAI) menilai ada hal aneh dan janggal atas penggunaan coran beton yang harusnya berstandar mutu dan kualitas semisal Readymix bukan coran beton manual ( Site Mix)” tegas Syamsul ,Senin (23/10).
Selain itu menurut dia,
Mutu beton berdasarkan karakteristik beton dalam praktek di lapangan dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1.Beton Non Struktural
Beton non struktural adalah pekerjaan pengecoran beton yang tidak mengandung secara langsung unsur strukutral antara lain besi sebagai bahan penulangan cor beton. Mutu beton non struktural atau juga disebut beton kelas I antara lain: K-B0 (Nol) K-100, K125, K-150, K-175, dan K-200
- Struktural
Beton ,struktural adalah jenis beton yang mengandung unsur penulangan besi dalam adukan corannya, beton struktural juga meliputi pekerjaan pembesian dan pekerjaan pengecoran beton. Sedangkan pekerjaan lainnya yang sering berubungan dengan pekerjaan beton adalah pekerjaan peynyusunan struktur baja, bekisting beton, finishing beton, pondasi beton, pasangan bata dan lain sebagainya.
Mutu beton struktural juga disebut beton kelas II yang terdiri dari beberapa kelas antara lain: K-225, K-250, K-275 dan K-300.
3.Beton Prategang
Beton prategang adalah perpaduan antara beton dan baja, sedangkan beton merupakan materi yang memiliki daya kekuatan tekan yang tinggi akan tetapi kekuatan tariknya rendah. Disamping itu baja memiliki kekuatan tarik yang sangat tinggi. Dengan kombinasi antara kekuatan beton dan baja maka akan menghasilkan struktur yang kuat terhadap beban tekan dan beban tarik. Mutu beton pratekan ini juga disebut kelas III yang terdiri dari beberapa karakteristik kelas antara lain: K-325, K-350, K-375, K450, dan K-500.
Dari kelas mutu beton ini maka dapat dikategorikan selain yang disebutkan diatas tersebut, adapun beton jika dilihat dari kelas dan mutunya adalah sebagai berikut:
Klas A ( K 500)
Kegunaan dan peruntukan kelas ini adalah untuk beton untuk precast atau prestressed,
Klas P ( K450 )
Kelas jenis beton ini kegunannya untuk rigit, jalan klas 1 atau jalan negara dan jalanl tol),
Klas B ( K350 )
Jenis Beton kelas ini diperuntukan untuk lantai biasanya lantai dasar bangunan pabrik
,
Klas K 300 (Lihat harga ready mix k 300)
Beton untuk kontruksi bangunan ruko / rumah bertingkat 3 lantai s/d 5 lantai,
Klas K 250
Konstruksi bangunan bertingkat dua lantai, ruko/ rumah tinggal / standar,
Klas K 225 (mobil standar) konstruksi bangunan bertingkat dua lantai, ruko/ rumah tinggal,
Klas 225 ( MINI MIX / mobil kecil) kontsruksi bangunan bertingkat dua lantai, ruko/ rumah tinggal,
Klas D ( K 175 ) konsruksi bangunan ringan,
Klas E ( K 125 ) konsruksi LC/ lantai dasar
Klas BO konsruksi LC/ lantai dasar.
Nah ini beda dengan coran manual ( Site Mix),
Dimana pada
Kekurangan coran Site Mix yakni
Tidak dapat mengolah bahan dalam jumlah besar,
Di satu sisi metode ini bukanlah pilihan yang tepat untuk mengerjakan proyek konstruksi skala besar, karena akan dibutuhkan lebih banyak tenaga untuk melakukan pencampuran material dibandingkan dengan proyek skala kecil.
Memerlukan waktu pengerjaan yang cukup lama.
Tidak sama dengan mesin yang dapat diprogram, Beton Site Mix menggunakan tenaga manusia. Sehingga, kualitas dan waktu pengerjaan sepenuhnya bergantung pada kondisi tenaga manusia yang mengerjakannya” jelas Syamsul Bahri.( Red03)