Villa Fossil 3 Cilember Dikomplain, Penyewa Digetok Harga Tarif. Ketua BAI: DPRD & Dinas Pariwisata Harus Panggil Pemilik Villa
BOGOR – Kawasan puncak memang penuh dinamika hingga persoalan timbul
dan baik sosial dan ekonomi.
Khusus adanya praktek sewa villa yang tidak merupakan ijin usaha apakah dibenarkan pemda?.
Pada media,Sabtu (29/4),
memberikan fakta kejadian divilla Fossil 3, desa Cilember pada Warga bernama Roby.
” Jadi ceritanya gini, saya sewa villa fossil 3 di Cilember itu untuk acara tunangan anak saya, maximal 35 orang dan diberikan kebijakan kuota jadi 45 orang, itu sdh sangat saya hargai kebijakannya.
nah, pas kebetulan kan masih suasana lebaran, jadi pada saat hari H nya, banyak sodara yang berkunjung ke rumah kang, karena macet jadi kesorean tiba ke rumah saya nya, sedangkan saya ada acara di villa fossil 3 tersebut, otomatis saya bilang ya sudah mampir aja ke villa karena saya mulai acara dari jam 4.30 sd selesai, nah sodara saya kan banyak kang, jadi over kapasitas atas dasar hitungan yang jaga villa nya ada 56 orang katanya, termasuk balita juga dihitung dan edan nya saya kena charge kelebihannya dengan komposisi 10 orang pertama per /orang @100.000 dan lebihnya per /orang @200.000, jadi kebayang kang kelebihan 21 orang kena brp itu?.
(10 orang x 100rb ditambah
11 orang x 200rb)” kata Roby pada Ketua DPC BAI,Syamsul Bahri.
Selain itu masih sambung Roby,ini awal pemicu keributan.
“Saya sudah ceritakan kalo yang datang kelebihannya itu ga nginep cuma mampir karena mau silaturahmi ke rumah tapi saya ada di villa, kata penjaga villa tetap kena charge, dan saya bilang kalo saya warga setempat juga, alamat rumah sama alamat villa kita satu RW beda RT aja, RT kita bahkan bersebelahan.
tetep ga ada toleransi” ujar Roby didampingi Samsul ketua BAI ,DPC kabupatèn Bogor .
Disesalkan dia atas kejadian ini pihak pemda peka dan memanggil dan melakukan razia Satpol PP.
” Kejadian ini pasti sering terjadi ,harusnya pemilik Villa Sadar bahwa mereka tidak boleh berbisnis karena awal ijinkan bukan usaha seperti hotel.
Padahal sudah berapa lama mereka mengais Rizki diwilayah jalur puncak masa tidak ada kebijakan atau toleransi sama sekali sampaie harus ribut segala” kata Syamsul.( Red03)