WASPADAI PT. AQUATEC REKATAMA KONSTRUKSI PEMENANG IPA CIPINANG GADING KUALITAS JONGKOK DIPROYEK GUNUNG KIDUL RP 2.9 M?
BOGOR – Keberadaan proyek Paket besar dari kementerian PUPR tentunya harus menjadi catatan tersendiri ketika sejumlah Pelaksana atau rekanan Kontraktor tersebut Dinilai tidak kualalified atas hasil pekerjaan bahkan Dinilai berpotensi merugikan keuangan negara ?.
Benarkan PT yang sama juga mengerjakan proyek di Kota Bogor milik Perumda Tirta Pakuan ,untuk pembanguna IPA ( Instalasi Pengolahan Air) CIPINANG GADING RP. 12,7 M.
Saat dilakukan pantuan dilokasi proyek pembanguna IPA CIPINANG GADING tidak terlihat adanya pengawas dari pihak Perumda Tirta Pakuan bahkan Mandor Pelaksana dari PT ,tidak ada dan tidak bisa dikonfirmasi wartawan .
Dua kali media mendatangi pihak manajemen Perumda Tirta Pakuan dinyatakan sedang sibuk rapat internal hingga berita diturunkan .
Rupanya selain itu ada proyek Rumah Pompa Rp.647,5 juta yang harusnya dikerjakan April 2023 PT. Cipta Kanaka Asri hingga saat ini belum dibangun hingga mengundang pertanyaan besar.
Hanya ada petugas polisi yang memakai sepatu BOT proyek dengan seragam kepolisian satu personil yang sempat ditemui media.
” Tadi pagi pak Haji Miftah anaknya yang datang dari Sukabumi untuk membayar gaji para pekerja .Biasanya pak Haji sendiri yang datang mungkin sakit hari ini” ujar salah satu sumber pada wartawan dilokasi proyek, Sabtu (8)7)
Mandor pelaksana yang disebut Aat tidak juga menampakan diri setelah hampir 3 jam media berada dilokasi proyek tersebut .
Dari pantauan proyek ini mengalami kendala dengan tingkat curah hujan yang tinggi dan akan juga berpengaru pada capaian progres kinerja baik harian dan bulanan.
Tampak juga diatas lokasi baja untuk rangka atap yang telah dilas dan disiapakan namun dari pondasi dan struktur dasar tampak jauh masih dari harapan setelah sebulan berjalan pekerjaan .
Dari informasi yang dihimpun PT pelaksana ini pernah mengerjakan kegiatan proyek kementrian PUPR didaerah Gunung Kidul dan dinilai mengecewakan dalam pekerjaannya.
Hal itu saat adanya keluhan
warga Temon, Kapanewon Purwosari, Gunungkidul pada proyek pengeboran air baku senilai Rp 2,9 miliar tahun 2021 silam .
Pada February 2022 mestinya proyek tersebut telah selesai dan diresmikan, tetapi menurut Tukijan Dukuh Temon, Kapanewon Purwosari titik pengeboran digeser 200 meter dengan alasan titik pertama tidak menemukan sumberdaya air.
Tentang pemindahan titik menurut Tukijan belum ada keterangan pasti, besuk kalau sudah mulai saya kabari,” ucapnya.
Soal gagalnya pengeboran sumur dalam kalangan DPRD Kabupaten Gunungkidul tidak memberikan komentar apa pun. Yang jelas kalau proyek itu macet Negara dirugikan Rp 12.923.202.735,00 miliar.
Dana di atas berasal dari Kementerian PUPR yang digelontorkan melalui BBWS Opak Serayu Progo.( Red03)