JUSTICIA

Takut, Kasus Bunuh Diri Guncang OI

OI – Satu orang lagi tewas menggunakan kain sarung dalam sebuah peristiwa bunuh diri di Kabupaten Ogan Ilir (OI) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Berdasarkan rakaman yang didapat media ini dari pihak keluarga, peristiwa itu terjadi, Sabtu (18/3/2023) pagi.

Korban pertama kali ditemukan anak korban yang baru pulang dari kebun karet. Korban diketahui tengah didera penyakit katarak menahun dan korban diketahui takut untuk dilakukan operasi.

Asrul, yang merupakan warga desa setempat dan masih tetangga korban, mengatakan dalam beberapa tahun terakhir korban memang diketahui tengah didera penyakit katarak dan menyebabkan korban tidak bisa beraktivitas normal.

Asrul mengatakan korban tampaknya lebih memilih untuk menyudahi hidupnya karena takut akan dioperasi. Jasad korban telah dievakuasi dan telah dikebumikan di TPU Desa Senuro Timur Kecamatan Tanjung Batu.

Pihak keluarga korban diketahui memilih untuk menutup diri dengan cara menyudahi proses penyelidikan yang dilakukan aparat kepolisian setempat.

Polisi telah meminta persetujuan dari pihak keluarga untuk dilakukan autopsi, akan tetapi pihak keluarga yang ditinggalkan korban lebih memilih untuk tidak dilakukan autopsi.

Polisi diberitahu keluarga korban untuk tidak melakukan autopsi dikarenakan pihak keluarga yang ditinggalkan telah menerima dengan ikhlas kepergian orangtua mereka.

AKP Sondi Fraguna, Kepala Kepolisian Sektor Tanjung Batu, mengatakan berdasarkan keterangan yang dia dapat dari pihak keluarga korban diketahui memang memiliki penyakit katarak. Korban diketahui takut dilakukan operasi.

Menurut Sondi, pihaknya mendapatkan informasi tentang adanya peristiwa tersebut dari warga desa setempat sekitar pukul 10:30 WIB.

“Pada saat pulang dari kebun, saksi melihat rumah korban dalam kondisi terkunci. Merasa ada yang jangal, saksi kemudian memberanikan diri untuk melihat dari ventilasi atau lubang angin rumah korban dan ia melihat ayahnya sudah tergantung.

“Anak korban langsung memberitahu keluarga dan tetangga bahwa ayahnya sudah tergantung di dalam rumah,” jelasnya.

Dengan disaksikan oleh kepala desa, masyarakat, dan keluarga korban, pintu rumah korban dibuka dengan cara didobrak. Kami bersama tim inavis menemukan memar akibat lilitan kain sarung pada leher korban. Kami tidak menemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Kami hanya menemukan sperma dari kemaluan korban.

“Pihak keluarga telah membuat surat pernyataan tidak bersedia dilakukan pemeriksaan autopsi, karena keluarga menerima bahwa korban benar-benar melakukan tindakan bunuh diri,” tuturnya.

ADENI ANDRIADI

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *