RAGAM

Silsilah dan Adat Istiadat Yahudi Jadi Pelajaran di Sekolah

Maroko – Maroko menjadi negara Arab ke-empat pada Agustus 2020. Kesepakatanpun itu diumumkan guna menormalisasi hubungan Maroko – Israel menyusul Uni Emirat Arab, Sudan, dan Bahrain.

Sesungguhnya Maroko sama sekali tidak memiliki hubungan baik secara resmi dengan Israel. Meski selama bertahun-tahun ribuan orang Yahudi di Maroko kerap mengunjungi tanah kelahiran leluhur pada hari raya keagamaan untuk melakukan ziarah.

Kantor penghubung yang ditutup Maroko tahun 2000 pada awal intifada kedua Palestina kembali dibuka pada tahun 2020 di Tel Aviv dan Rabat. Sejak saat itu, hubungan diplomatik ke-duanya dibangun.

Raja Mohammed Vl pun setuju Maroko membangun hubungan diplomatik dengan Israel. Keputusan agar silsilah dan adat istiadat Yahudi dimasukkan ke dalam mata pelajaran sekolah pun dirintis secara sembunyi-sembunyi sebelum kesepakatan hubungan diplomatik ke-dua negara selesai dibangun dan di umumkan. Dan ini akhirnya menjadi bagian dari perombakan kurikulum sekolah di Maroko sejak 2014. Pelajaran tentang silsilah dan adat istiadat Yahudi pun akhirnya masuk ke dalam kurikulum semester kelas akhir disemua sekolah dasar di Maroko.

Hal ini dilakukan dengan atas dasar alasan menyoroti identitas Maroko yang cukup beragam. Komunitas Yahudi datang ke Maroko sudah sejak lama dan terus berkembang selama berabad-abad silam. Orang-orang Yahudi datang ke Maroko karena diusir dari Spanyol oleh raja-raja katolik sekitar tahun 1942. Pada akhir tahun 1940 orang-orang Yahudi di Maroko tercatat sekitar 250.000 jiwa atau sekitar 10 persen dari populasi.

Pada tahun 1948 ketika negara Israel berhasil dibentuk banyak orang-orang Yahudi di Maroko memutuskan kembali ke Israel. Pada tahun 2020 jumlah orang-orang Yahudi di Maroko sudah mencapai 3000 jiwa dan angka itu adalah angka terbesar di Afrika Utara.

Menjadikan warga negara menjadi sadar akan warisan budaya, sekaligus menjadikan Sultan Sidi Mohammed Ben Abdullah (Mohammed lll) mendapat sebuah penghargaan dan dedikasi yang tinggi.

Penguasa dari abad ke-18 ini kemudian membangun sebuah kota pesisir bernama Essaquira. Dia memilih pelabuhan Mogador dan benteng yang dibangun bekas penjajah portugis sebagai lokasi pembangunan. Di bawah kepemimpinan sang raja, kota ini kemudian dijadikan pusat diplomatik dan komersial satu-satunya di dunia Islam yang memiliki populasi mayoritas Yahudi dan memiliki 37 sinagog.

Bukti kehadiran Yahudi di Maroko sebelum abad ke 18 adalah satu-satunya bukti yang bisa dipercaya berasal dari sejarah dimasa itu. Untuk membantu agar warga negara di masa depan tahu akan silsilah dan adat istiadat Yahudi semuanya kemudian diperkenalkan melalui program pendidikan.

Adeni Andriadi

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *