Pasar Ikan Modern Jadi Tempat Mesum
PALEMBANG-Banyak pihak menyayangkan Pasar Ikan Modern (PIM) di Sako Palembang yang merupakan pasar ikan modern pertama di sumatera digunakan oleh sekelompok oknum sebagai tempat untuk berbuat mesum. Tak jarang warga memergoki beberapa pasangan bukan suami istri melakukan hubungan suami istri ditempat itu. Tindakan itu dilakukan pada malam hari disana situasi kondisi pasar dalam keadaan sepi.
“Pemerintah perlu turun tangan melihat fenomena memalingkan di pasar itu. Apalagi pasar ikan modern itu baru selesai dibangun. Ini benar-benar memalukan,” kata Ruslan (50) salah seorang warga setempat, Selasa (7/6).
Bangunan pasar ikan modern pertama di sumatera yang dibangun menggunakan dana APBN senilai Rp 30 miliar itu, menurut Ruslan, kerap dikunjungi beberapa pasangan bukan suami istri pada malam hari. Mereka datang ke sana untuk berbuat yang tidak-tidak.
Bangunan dua lantai di atas lahan seluas 9.319 meter persegi dengan lebar 6.348 meter persegi itu diresmikan oleh menteri kelautan dan perikanan Edy Prabowo pada 2021 lalu.
Sejumlah pasangan bukan suami istri itu diketahui kerap berbuat mesum di sebuah ruangan di dalam bangunan pasar yang terbangkalai itu.
Oleh pasangan bukan suami istri, pasar ikan modern pertama di sumatera itu dijadikan lokasi untuk melakukan hal-hal tidak senonoh. Pemandangan itu dapat disaksikan pada saat malam hari.
“Mereka berjalan memasuki bangunan pasar ikan modern itu dengan tanpa malu. Ada yang asik bermesraan, menikmati rokok, sembari bergelap-gelapan,” katanya.
Dia mendesak walikota Palembang H Harnojoyo agar bertindak tegas dengan memerintahkan satuan polisi pamong praja untuk melakukan patroli pada malam hari.
“Kami sayangkan pemerintah kota seolah menutup mata. Semestinya ada pengawasan dari Satpol PP pada malam hari. Ini tidak boleh dibiarkan,” ucapnya.
Anggota DPRD Kota Palembang, Ridwan Saiman, menilai bahwa studi analisis pembangunan pasar ikan modern di Jalan MP Mangkunegara tersebut tidak tepat. Ia mengaku beberapa fraksi DPRD Kota Palembang pun mempertanyakan soal pembangunan pasar ikan modern tersebut.
Menurut dia, pasar ikan modern tersebut berada di lokasi yang salah. Jauhnya perairan membuat ongkos pembangunan pasar ikan modern itu menjadi jauh lebih mahal.
“Lihatlah pasar 10 ulu, ramai. Karena dekat dengan air. Bikin pasar ikan kok jauh dari sungai,” katanya.
Awalnya saya tidak tahu itu pembangunan peruntukannya untuk apa. Awalnya saya pikir pembangunan tersebut untuk kantor camat Ilir timur ll,” ujarnya.
ADENI ANDRIADI