RAGAM

Ketum AMBS, Muhsin: Fakta Soal Lahan Kritis Gunung Mas Perlu Penegakan Hukum Bukan Omong Doang

BOGOR – Istilah dan kalimat ,Jangan OMON- OMON tentu amat populer diketahui publik.

Ya ,kalimat ini terucap saat salah satu kandidat Capres pada debat calon presiden beberapa waktu silam.

Kasus dan masalah penanganan puncak tentu bukan lagi wacana saja ,ada istilah penataan PKL dan bongkar ,membongkar gedung atau bangunan tak berijin tapi kini kata dan kalimat para pejabat baik pusat juga daerah yakni PJ Bupati Bogor akan dipertaruhkan komitmen dan integritasnya.

Dari pandangan tokoh budayawan setempat yakni kawasan puncak ,Yudi Wiguna memiliki pendapat yang kuat dan filosofis soal penanganan puncak itu .

Pada wartawan ,Selasa (23/7) Abah Yudi Wiguna memberikan komentarnya.

“Ada kepentingan politik dan oligarki di Puncak dan tentu untuk menangani masalah dari huku kehilir kawasan puncak itu hanya ada pada satu dasar bersatunya masyarakat,ulama,budayawan atau pemangku adat ,baru bisa diatasi pokok masalahnya .

Sangat perlu kearipan lokal juga dibidang usaha dipuncak ,hal ini harus dipahami dan ditegakkan bersama ,sebagai dasar landasan bagi pengusaha yg ada dipuncak, bukan berarti kita menolak moderenisasi dgn perkembangan jaman” kata Abah Yudi

Selain itu dia menilai ada pelanggaran aturan yang harus ditegakan para aparatur hukum dan daerah.

“Jelas dan melanggar aturan yg sudah dibuat oleh negara dari surat keputusan bung Karno hingga pak Jokowi jika membangun gedung permanen untuk usaha dilahan Gunung Mas.

Maka ada juga Perpres No.54 tahun 2008 tentang Penataan ruang Kawasan Bopuncur juga Perpres No.60 tahun 2020 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Bopuncur yang disesuaikan dengan Perencanaan Nasional jadi tidak bisa sewenang – wenang pihak manapun membangun dikawasan ini” tegasnya .

Dilain tempat ketum AMBS ( Aliansi Masyarakat Bogor Selatan),Muhsin akan terus memperjuangkan hak warga dan masyarakat khusunya kelestarian puncak untuk masa depan.

“Ini masalah penting bukan hal sepele yang patut dibiarkan.

Bahwa nasib atas dampak bencana dan lingkungan akan terasa nanti bukan hari ini atau besok bisa 5 tahun atau 10 tahun kedepan.

Maka sebelum terjadi kami dengan semua unsur dan elemeh dalam AMBS bergerak dan terus konsolidasi baik secara kelembagaan dengan jalur audensi juga aksi nyata dilapangan seperti dukungan gerakan Save Puncak dengan mengumpulkan seribu tandatangan dari warga yang peduli atas eksistensi Puncak ramah lingkungan dan menjaga puncak agar tidak rusak oleh kepentingan apapun” tegas Muhsin.

(Red03)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *