RAGAM

Desa Pangkalan Gelebek Diserbu Lalat

BANYUASIN-SEJAK satu pekan terakhir warga Desa Pangkalan Gelebek, Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin mengeluhkan adanya wabah lalat yang menyerang pemukiman mereka.

Segala upaya untuk memberantas wabah lalat sudah dilakukan warga namun tidak berhasil dan lalat tetap berdatangan. Hinggap di sembarang tempat termasuk makanan.

Serbuan lalat tersebut menurut sejumlah warga bersumber dari kandang peternakan ayam yang ada di Desa Sungai Dua. Bahkan pada momen hari raya idul fitri 1443 H lalu, serangan lalat sangat banyak, namun sampai saat ini belum juga reda.

“Menjelang hari raya idul fitri lalu kandang ayam itu panen. Lalatnya sangat banyak. Sampai sekarang masih ada, dan kami sangat risih dengan lalat-lalat itu,” ujar beberapa warga setempat, Minggu (19/6/2022).

Keluhan senada juga disampaikan oleh Agus, salah seorang penjual bakso. Dia mengeluhkan sejak ada kandang ayam di desa sungai dua beberapa tahun terakhir ini warungnya selalu diserbu lalat. Kondisi tersebut membuat para pengunjung menjadi jijik. Terlebih yang ingin makan di warung baksonya.

“Jangankan pembeli, kami saja sebagai pemilik warung jijik melihat kerumunan lalat yang sangat banyak,” tuturnya.

Sebenarnya warga telah berupaya menanggulangi serangan lalat dengan menyemprotkan obat pembasmi lalat, namun usaha tersebut sia-sia karena lalat hitam itu masih tetap menyerang pemukiman warga.

Lagi-lagi, warga berharap, dinas/instansi terkait mengecek kondisi kandang ayam yang ditengarai sebagai biang kerok serangan lalat tersebut mengingat keberadaannya di tengah-tengah pemukiman penduduk.

Sementara itu dari pengamatan di salah satu kandang ayam di desa sungai dua tampak kandang sudah mulai terisi anak-anak ayam. Karung-karung berisi kotoran ayam masih ditumpuk dan dijejer di sekeliling kandang. Jutaan lalat tampak berterbangan disekitar kandang ayam tersebut.

Salah pekerja kandang ayam di desa itu, IR, ditemui di tempatnya bekerja tak membantah kalau wabah lalat itu dari kandang ayam di tempatnya bekerja.

“Kami juga diserang lalat, dan kami juga heran kenapa jumlah lalatnya bisa sebanyak itu,” katanya.

ADENI ANDRIADI

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *