Dinda Gagal Nikah Menunggu Mempelai Pria Tak Kunjung Datang
Palembang-Dinda Hairullita, 16 tahun, seorang remaja di Jalan Kelapa Hijau Perumnas Talang Kelapa, Blok 7, Kelurahan Talang Kelapa Kecamatan Alang-alang Lebar, Palembang tak pernah menduga jika hari pernikahannya akan berbuah tangis dan rasa kecewa.
Akad nikah dan resepsi pernikahan yang telah direncanakan pada Minggu 22 Mei 2022 berjanji tak sesuai harapan karena mempelai pria berinisial AAH (17) tak kunjung datang.
Padahal Dinda Hairullita dan keluarganya telah menunggu kedatangan sang calon mempelai pria di rumahnya. Remaja 16 tahun itu berencana akan melaporkan calon suaminya ke polisi.
Menurut Rapita Sari, 35 tahun, ibu Dinda Hairullita, ia dan keluarga besarnya hanya bisa pasrah saat melihat anaknya duduk sendirian di pelaminan. Rasa malu dan sakit hati yang ia dan keluarganya rasakan tidak bisa diucapkan dengan kata.
“Rasa sakit hati saya bukan cuma sama calon suami anak saya. Tapi juga dengan orang tua dan keluarganya. Satupun dari mereka tidak ada yang datang untuk menemui kami,” ujarnya.
Kami tahu, kata dia, mereka tidak akan datang ke acara pernikahan anak mereka, tapi acara pernikahan ini sudah direncanakan jauh-jauh hari.
Satu hari menjelang hari pernikahan diberlangsungkan, pada Sabtu 21/5/22 kami sudah mendapat kabar dari salah teman mempelai pria bahwa calon menantu saya sudah kabur ke Bandung. Dia pergi dengan bawa tas besar, tapi ibunya bilang tidak tahu menahu. Dia pergi ke Bandung pada Jumat 20/5/22.
Sebelumnya kami satu keluarga telah melakukan musyawarah, kami sepakat bahwa acara tetap digelar pada Minggu 22/5/2022. Ada sekitar 200 surat undangan sudah terlanjur kami sebar. Rasanya tidak mungkin acara ini akan dibatalkan.
“Hari ini anak saya duduk sendirian di pelaminan. Acara ini tetap kami gelar untuk menghormati semua tamu undangan. Seharusnya hari ini adalah hari akad nikah dan resepsi pernikahan putri saya,” ungkapnya.
Calon mempelai pria marah karena sepeda motor kesayangannya digadaikan oleh orang kedua tuanya untuk membiayai pernikahan. Dia memberitahukan hal itu kepada anak saya melalui WhatsApp.
“Satu minggu lalu sebelum acara pernikahan ini digelar, dia memberitahu anak saya. “Gara-gara kamu motor ku digadaikan orang tuaku untuk biaya nikah. Kamu pulangkan uang itu saya tidak mau nikahi kamu,” ujar Rapita menirukan ucapan calon menantunya itu.
Setelah mengirimkan pesan singkat melalui WhatsApp, nomor telepon anak saya langsung diblokir. Pernikahan ini memang tidak mendapatkan restu dari orangtuanya. Alasannya orang tuanya tidak mau membiayai pernikahan anaknya karena mereka ingin mempunyai seorang menantu yang memiliki gelar sarjana.
Kedua orang calon mempelai pria adalah pegawai negeri sipil. Kami tidak bisa menolak keinginan anak kami untuk menikah karena mereka sama-sama saling mencintai.
“Kami sudah dipermalukan. Dan kami akan membawa persoalan ini ke jalur hukum. Tidak akan pernah ada perdamaian. Saya ingin mereka mendapatkan hukuman dan rasa malu atas perbuatannya karena telah mempermalukan kami satu keluarga,” jelasnya.
ADENI ANDRIADI