Dinilai Tak Becus Urus Transpakuan, PJ Walikota & Kadishub Diminta Lengser

BOGOR – Fenomena dan kasus penanganan moda publik di Kota Bogor terus saja bermasalah dari dua jaman Walikota Bogor yakni Diani Budiarto dan Bima Arya Sugiarto ,benarkah ada sinyalemen gurih dan pencitraan dibalik transportasi layanan masyarakat itu baik ditingkat kementerian terkait dan Pemkot?
Analisis dan kajian divisi Litbang & Survey Forum Taruna ( Tameng Rakyat Untuk Nusantara ),Rudi Kelor
Pada media memberikan pernyataan soal penanganan moda transportasi massal atau publik berupa pengelola bus Transpakuan ada kejanggalan sejak awal dirintis dan dijalankan hingga tak ayal diduga ada belang dibalik proyek transportasi ini.
” Ya ini seperti proyek yang selalu saja menjadi masalah setiap periode Walikota Bogor baik jaman Diani Budiarto yang mengagas hingga Bima Arya Sugiarto.
Jadi jika diteruskan dan dipaksakan tentu Kota Bogor bukan terselesaikan masalah transportasi dan kemacetan akan menjadi beban masalah kembali.
Analisa kami disini ada hal mendasar yang tentu gagal dalam perencanaan dan analisa awal bagaimana program bus publik ini dicetuskan sejak jaman mantan Walikota Bogor Diani Budiarto .
Sebab kala itu BUMD yang mengelola Transpakuan saja bisa bangkrut dan gulung tikar hingga puluhan karyawan diberhentikan tak gaji dan pesangon hingga kini.
Nah bisa pula dikatakan ini program walikota Bogor yang gagal dan telah memakan dan menelan anggaran APBD yang besar harusnya bisa diaudit dan diperiksa kejaksaan .
Bahkan anehnya tetap saja dipaksakan dan dilanjutkan jaman Walikota saudara Bima Arya Sugiarto dengan peralihan dari BUMD kepada kementerian perhubungan,nah ini ada apa kok bisa dipindah-pindah seperti barang mainan saja ” tegas Rudi Kelor.
Lebih jelas dirinya menyatakan agar PJ Walikota Bogor yang tidak bisa bekerja dan kepala Dishub juga untuk meminta mengundurkan diri.
” Ini setiap tahun makin jelimet dan tidak ada ujung pangkalnya.
Apalagi ada solusi gunakan bus sekolah dan mobil dinas itu jawaban lebai dan seperti kanak- kanak saja.
Dimana itu perencanaan daerah ,dimana itu rencana strategis ( Renstra ) kalo cuma menjabat tanpa memberikan prestasi di Kota Bogor lebih baik mundur lebih terhormat ” ujar Rudi Kelor.
Seperti diketahui ,
Pemkot Bogor mulai memikirkan moda transportasi pengganti selama layanan Buy The Service (BTS) Biskita Transpakuan dihentikan sementara oleh Kementerian Perhubungan.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, Marse Hendra Saputra menyebut pembahasan mengenai transportasi pengganti Biskita Transpakuan itu akan dirapatkan dengan Pj Sekretaris Daerah Kota Bogor pada media.
Marse menyebut terdapat beberapa moda transportasi yang menjadi pilihan untuk menggantikan Biskita Transpakuan.
Pertama, yakni angkot yang dikelola oleh Organda.
Moda transportasi ini disebut Marse selama ini masih beririsan dengan rute yang dilayani oleh Biskita Transpakuan.
“Kami akan koordinasi dengan Organda apakah dimungkinkan ada trayek tertentu yang bisa dialihkan (sehingga sesuai dengan rute Biskita),”kata dia.
Pilihan kedua yakni Bus Sekolah. Marse mengungkapkan saat ini Kota Bogor memiliki 3 unit Bus Sekolah yang dimungkinkan menggantikan Biskita Transpakuan.
Namun, pilihan itu disebutnya perlu dibahas karena jumlah armada yang terbatas dan jam sekolah yang berbeda-beda.
“Ada ide lain yakni mungkin saja kendaraan operasional kepala dinas kami berdayakan untuk membantu pelayanan masyarakat.
Nanti kami tempatkan di shelter Biskita Transpakuan untuk mrmberikan pelayanan. Tapi itu perlu dibahas teknis dan oprasionalnya,” ungkap Marse.
Ia pun menyarankan agar masyarakat memilih moda transportasi lain sementara waktu misalnya dengan ojek online atau pun moda transportasi lain. Terlebih di momen hari masuk sekolah yang akan dimulai beberapa hari ke depan.
Seperti yang diketahui, pelayanan Biskita Transpakuan dihentikan sementara oleh Kemenhub sejak Rabu (1/1/2024).
Kebijakan ini menyusul adabya evaluasi dan transisi perubahan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) yang mengelola Biskita Transpakuan menjadi Direktorat Jendral Integrasi Transportasi Multimoda.
(Red03)